Sabtu, 18 Agustus 2012

Debus Anak Kecil di Kampung

Suatu ketika ada acara pernikahan di sebuah kampung, dimana mereka mengadakan sebuah pesta dan memanggil  sebuah rombongan Topeng. Topeng Banjet namanya, pertunjukan yang ditampilkan adalah komedi. Setiap anggota berbalas pantun untuk mencairkan dinginnya udara malam, karena acaranya berlangsung pada pukul 21.00.

Tingkah polah mereka memancing gelak tawa penonton yang membuat suasana terasa hangat. Pertunjukan berlangsung lebih dari 5 jam. Para penonton didominasi oleh orang-orang dewasa, laki-laki dan perempuan.

Bukan hanya orang dewasa yang menonton pertunjukan itu ada juga sekelompok anak-anak, mereka bahkan duduk di posisi terdepan dengan beralaskan rumput. Lucu dan lucu yang selalu ditampilkan.

Datanglah sekelompok penari wanita unjuk kebolehan yang membuat semakin heboh pertunjukan itu, yang paling lucu adalah penari dengan perawakan mungil yang menari dengan goyangan leletnya.

Bisa dibayangkan wanita mungil bergoyang, bahkan untuk memeriahkan pertunjukan anak yang punya hajat turun dan bergoyang dengannya. Penontonpun berteriak dan tertawa.

Suasana menjadi sangat meriah. Pada penghujung pertunjukan muncul sosok laki-laki bertubuh tambun, ia mengambil golok dan pedang samurai. Yang ia lakukan adalah mempertunjukan seni debus.

Ia bacokkan golok dan pedang itu ke pepelepah kelapa untuk membuktikan ketajaman, penontonpun terdiam.Tanpa selang waktu yang lama ia bacok pedang itu ketangan dan kakinya, sedang golok ia iris-iris pada leher dan lidahnya.

Ia mengambil partisipan dari penonton, semua kabur namun hanya satu anak kecil yang masih duduk terdiam dan dia mau untuk jadi partisipan (korban). Teman-temannya dan penonton lain heran dan takut.

Anak itu diberi minum air yang dimantrai dan ditidurkan (bukan tidur dalam arti sesungguhnya) kemudian ditutupi dengan kain. Sekitar 20 menit setelah itu, lelaki bertubuh  tambun membangunkan dan mengajaknya bicara.

Lelaki bertubuh tambun : " Surga itu ada dimana de ? "

Anak kecil                   : " Diatas "

Lelaki bertubuh tambun : " Kalo Neraka ? "

Anak kecil                   : " Dibawah "

Penonton tertawa mendengar jawaban polos anak kecil tersebut.

Lelaki bertubuh tambun : " Satu guru, satu ilmu jangan ganggu "

Ia iriskan golok keperut dan wajah anak kecil itu berulang-ulang, penonton kengerian dan bahkan ada yang menutup mata. Anak kecil itu hanya diam dan dengan mata yang terbuka melihat ekspresi dari penonton.

Lelaki bertubuh tambun : " Tutup matanya "

Anak kecil itu menutup matanya. Lelaki bertubuh tambun itu kembali melakukan atraksi debusnya, para penonton masih ngeri dan bertanya kenapa anak itu mau melakukannya sedangkan anak-anak yang lain kabur menjauh. Setelah pertunjukan debus usai para penonton bertepuk tangan. Anak kecil itu diberi uang sebesar Rp. 10.000 oleh lelaki bertubuh tambun itu dan disuruh pulang.

Anak kecil                      : " Assalamua'laikum "
Ibunya                            : " Waalaikum salam "

Anak kecil                      : " Bu, ini uang 10 ribu "
Ibunya                            : " Uang dari mana ini de ? "

Anak kecil                      : " Tadi ikut debus "
Ibunya                            : " Ikut debus, diapakan tadi ? " (dengan Khawatir)

Anak kecil                      : " Di Iris-iris Perut dan wajah "
Ibunya                            : " Kenapa kamu mau, nyawamu diganti 10 ribu.
                                             memangnya kamu mau mati ? " (dengan marah)

Anak kecil                      : " Nggak bu "

Ibunya                            : " Nyawa nggak bisa dibeli, Sudah sana tidur " 

Anak kecil itu pergi ke kamar dan tidur. 




                                                          Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar