Rabu, 30 Mei 2012

Njang dan Hidupnya 3

         Setelah mendapat kaos olahraga, Njang masih saja menunggu baju putih dari temannya H.San. Selama menunggu terpikir olehnya apakah ada hasil baik dari semua kejadian ini. Pukul 07.20 temannya H.San menelpon Njang.

Teman H.San    : " Halo, kamu dimana sekarang ?"
Njang                : " Ya, ini temannya H.San ya ? "
Teman H.San    : " Iya, dimana nih ? saya bawa bajunya tapi kotor ? "
Njang                : " Ga apa-apa bang, saya diseberang, di warung "
Teman H.San    : " Kamu kesini ya ! "
Njang                : " Iya bang ".

       Njang bersalaman dengannya, baju putih memang dibawa, namun ukurannya kurang besar. Teman H.San berpamitan  dengan Njang dikarenakan ia tak mau telat kerja, sebenarnya masuk kerja itu jam 08.00 namun ia lebih memilih menunggu di Pabrik daripada telat kerja. Njang kembali ke warung untuk berganti pakaian, Ini kedua kalinya ia merepotkan pemilik warung. Ia meminta ijin untuk berganti pakaian dan diijinkan oleh pemilik warung. Baju putih yang dikenakan terasa sempit dan tak nyaman dibadan, namun ia tak mau mengeluh untuk itu.
      Setelah berganti pakaian pun ia masih tetap menunggu. Dulu kalau ia test untuk kerja biasanya saingan ratusan orang, namun yang berkumpul hanya 43 orang. Njang berharap ia dapat lolos test kerja yang sekarang.
Beberapa saat muncullah Kepala Satpam, ia mengira begitu karena pakaiannya berbeda dengan yang lain. Kami dikumpulkan disamping Pos untuk pengarahan.
Kami diabsen bergiliran, hasilnya cukup banyak yang tidak hadir entah dengan alasan apa.

Kepala Satpam : " Sebelum test, kalian harus di timbang dan diukur
                             tinggi badannya oleh tim perekrut nanti. Sekarang siap-siap                                           dan buka sepatu kalian ".

     Masih juga menunggu. kedatangan tim perekrut mengurangi jumlah kami sekitar 10 orang. Semuanya gagal karena tinggi badan yang kurang, awalnya Njang juga kurang pede bukan karena kurang tinggi tapi karena berat badan terakhirnya adalah 76 kg. Mereka dibawa menuju ruang terbuka dan diberi pengarahan, tim memberi mereka waktu 10 menit untuk berganti pakaian olahraga. Yang harus mereka lakukan adalah 3 jenis test fisik,

1. Push Up
2. Scot Jump
3. Ristok

Baru disini Njang tahu apa itu Ristok. Banyak pelamar yang ragu lolos dari seleksi test pertama ini, begitupun dengannya. Ternyata lebih berat Ristok dibandingkan dengan yang lain rasanya. Semua pelamar melakukannya secara bergiliran. Semuanya selesai, merekapun disuruh istirahat dan menunggu hasil penilaian tim perekrut.
        Saat itu angin segar tak menghampirinya, dalam 3 test fisik yang masuk ke session berikutnya hanya 10 orang. Tim perekrut mengatakan bahwa sisanya bukan berarti gagal, namun mereka disuruh untuk latihan kembali di rumah masing-masing dan kembali 3 bulan lagi. Nanti dapat pemberitahuan melalui pesan singkat dari Hp. Ternyata Njang menelan kekecewaan, ini adalah ujian untuknya terhitung dari permasalahan yang ia lalui sebelum akhirnya ikut test. Tuhan telah berkehendak, manusia hanya bisa pasrah.
Ini adalah alur cerita yang dibuat Tuhan, dan begitu berkesan baginya.
Njang akan terus berusaha untuk sesuatu yang baik untuknya.




                                                       Bersambung...



Selasa, 29 Mei 2012

Njang dan Hidupnya 2

Setelah tidak mendapatkan hasil dari tukang bubur, Njang pun menuju Warteg dengan maksud yang sama.
Sekitar 2 menit Njang dan pemilik warteg saling memandang, Ia merasakan bahwa ada rasa curiga dihati si pemilik warteg, Ia pun menghampirinya.

Njang                    : " Pak, punya baju putih ? saya mau pinjam, (Si Pemilik Warteg terdiam curiga) saya sewa deh pak, nanti saya kembalikan habis test.
Si Pemilik Warteg   : " Ga punya " ( masih dengan tatapan curiga )
 
Kemudian Njang berjalan 5 meter dari warteg dan berhenti didepan sebuah warung.

Njang                      : " Mas, punya baju putih nggak ? saya mau pinjem."
Si Penjaga Warung   : " Ga punya mas, saya kan belum pernah ikut test pabrik."
Njang                      : " Saya sewa deh mas, nanti baju saya, saya taruh disini ? "
Si Penjaga Warung   : " Bener ga punya mas, kalau punya saya pinjemin ga perlu sewa"
Njang                      : " Makasih ya mas"

Harapan Njang hanya satu yaitu temannya, si  H.san . 10 menit berlalu begitu saja tanpa pamit.

Pukul 06.40 WIB

Hp Njang berdering, segera ia ambil ponsel dalam saku, setelah dibuka ternyata ada sebuah pesan  dari H.san

H.San              : " Jang, ini nomor temenku 08xxxxxx" (via sms)
Njang               : " Oke," (via sms)

Setelah mendapat nomor, Njang menelpon ke nomor tersebut.

Njang              : " Halo, bang ini temennya H.San. Maaf, soal baju putih"( seketikapun dijawab olehnya )
Temen H.San  : " Saya lagi mandi nih, nanti tunggu aja"
Njang              : " Iya  saya tunggu, makasih bang"

Setelah itu Njang mencoba cek pulsa. Pulsa Utama Rp.77 tertera pada layar Hp, ia kembali keseberang jalan untuk membeli pulsa

Njang                  : " Bu...
                               Bu, beli pulsa bu .."
Pemilik Warung   : " Ada apa mas ?"
Njang                 : " Mau beli pulsa bu"
Pemilik Warung   : " Tunggu dulu aja mas, nak ... ada yang mau beli pulsa " (sambil menuju kedalam)

Njang menunggu dengan sabarnya.

Pemilik Warung   : " Mas, orangnya lagi mandi nunggu ga apa-apa kan ?"
Njang                 : " Ga apa-apa saya tunggu"

10 menit berlalu,

Anak Pemilik Warung  : " Mas, mau beli apa ?"
Njang                         : " Beli pulsa XL yang 10.000 "
Anak Pemilik Warung  : " Tulis nomernya mas, tungguin  aja ntar juga masuk pulsanya " (kembali kedalam untuk melanjutkan aktivitas lain).

Pukul 07.10 WIB

Sudah 25 menit berlalu pulsa Njang belum juga sampai,

Njang                          : " Mbak, belum nyampe juga pulsanya ? "
Anak Pemilik Warung   : " Memang agak lama mas"
Njang                          : "Nomornya ini bukan mbak ?" (sambil menyodorkan Hp)
Anak Pemilik Warung   : " Iya mas, bener . Biasanya juga aga lama"
Njang                          : " Ya udah saya tunggu "

Pikir Njang, kok lama pulsanya belum masuk juga, apa karena perbedaan daerah, ia merasa belum tes aja ada halangan menghadang, namun ia ingin berpikir positif dan menganggap tuhan sedang bercanda dengan cara-NYA sendiri. 

Njang                          : " Mbak, pulsanya udah masuk. Berapa ? "
Anak Pemilik Warung   : " 12.000 "

Dalam sms panggilan, para pencari kerja harus bawa seragam olahraga untuk test fisik. Dalam tas ia membawa 1 celana olahraga dan 1 kaos biasa, khawatir jadi masalah terbersitlah dibenaknya untuk pinjam kaos olahraga kepada Anak Pemilik Warung.

Njang                          : " Mbak, punya kaos olahraga nggak ? saya mau pinjem.
Anak Pemilik Warung   : " Buat apa ? "
Njang                          : " Buat test di Pabrik yang diseberang jalan sana ".
Anak Pemilik Warung   : " Ada, tapi kaos olahraga cewek ".
Njang                          : " Ga apa-apa ".
Anak Pemilik Warung   : " Nih mas, kaosnya agak kotor ".
Njang                          : " Ga masalah, mbak emang kalo disana test harus pake baju putih ya ?"
Anak Pemilik Warung   : " Emang aga ketat kalo buat baju, tapi kalo sepatu sih dmaklumin mau warna apa aja ".
Njang                          : " Oh, gitu. Habis test saya kembaliin ".
Anak pamilik Warung    : " Iya " ( kembali melanjutkan aktivitasnya ).




                                                 Bersambung ...

Senin, 28 Mei 2012

Njang dan Hidupnya 1

       Njang adalah seseorang yang merasa jenuh dengan pekerjaannya, dengan penghasilannya yang tak bisa mencukupi. Ia ingin sekali mendapatkan pekerjaan yang layak untuknya. Suatu ketika ia berbincang dengan temannya, ia disarankan untuk mencoba melamar kesebuah perusahaan Manufacturing.

      Njang diberi alamat perusahaan tersebut, baru kali ini ia melamar via online, dikarenakan cara pendaftarannya melalui website. Selepas kerja, pukul 16.30 ia menuju warnet guna mendaftarkan diri via online, hanya dalam hitungan menit pendaftaran selesai. Keesokan harinya ia mendapatkan sms, dalam pesan singkat itu ia diberi waktu 3 hari untuk mempersiapkan diri.

      Tiga haripun berlalu. Njang berangkat dari rumah pukul 04.00 pagi, dan memakan waktu 2 jam perjalanan hingga tujuan, ia berharap usahanya ini membuahkan hasil.

Pukul 06.00 WIB

Njang      : " Pak mau ikut tes, saya dapat panggilan"
Satpam1  : " Kenapa ga pake baju putih ?"
Satpam2  : " Dapet sms nggak kamu ?"
Njang      : " Dapet pak,  saya juga bawa form aplikasinya "
Satpam2  : " Kamu D3 ?"
Njang      : " Bukan pak, SMA. Emang harus pake baju putih ?"
Satpam1  : " Harus "  ( satpam2 kembali kedalam )
Njang      : " Kalau nggak kenapa ?"
Satpam1  : " Nanti kamu disuruh pulang ama yang nge-test ,
                   sekarang kan masih pagi, kamu pulang dulu minjem baju"
Njang      : " Saya orang jauh pak " ( satpam 1 & 2 terdiam sejenak )
Satpam1  : " Minjem aja ama temen kamu yang diseberang jalan, mereka juga ikut test ntar"

Pukul 06.10 WIB

     Njang bingung, ( sesaat teringat temannya ) ia sms temannya yang kebetulan sedang test medical di tempat yang berbeda.
Njang meminta temannya untuk datang menemuinya untuk bertukar baju, namun tak bisa.

H.San   : " Jang, kan temanku ada yang kerja disitu nanti aku sms agar dia bawa  baju putih. Tunggu aja ya ?" ( via telepon)
Njang    : " Iya, aku tunggu . bilang padanya aku pakai kacamata" (via telepon)
H.San   : " Dah ya, test medicalnya udah mau dimulai" (via telepon)

     Njang menunggu sambil jongkok didepan pabrik dengan sabarnya, satpam 3 & 4 menghampiri ( dengan motor bebek keluaran jepang ).

Satpam 3  : " Mas, jangan duduk ( maksudnya jongkok) disini kemarin aja ada yang kesurupan "
Njang       : " Iya pak "
Njangpun bergeser 3 meter ketepi jalan, Ia masih tetap menunggu .

Pukul 06.30 WIB
Njang tak mau diam, Ia menuju keseberang jalan.

Njang              : " Mas, punya baju putih nggak ? saya pinjem buat test"

Tukang bubur   : " Nggak punya. "


Bersambung ...